Gambaran Umum Wilayah
Mungkin banyak orang yang masih asing dengan salah satu kabupaten di Indonesia ini. Kabupaten Banggai Kepulauan, atau yang kerap disingkat menjadi Bangkep, merupakan salah kabupaten yang berada di provinsi Sulawesi Tengah. Namun, letaknya memang terpisah dengan daratan utama pulau Sulawesi. Supaya bisa mengenal Kabupaten Bangkep lebih dekat, maka berikut dapat dibaca mengenai gambaran umum wilayah Kabupaten Bangkep.
Secara astronomis, Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep) berada di posisi 1o6’30” LS - 1o35’58”LS dan 122o37’6,3” BT - 123o40’1,9”BT. Secara geografis, Bangkep berada di sebelah selatan semenanjung timur Sulawesi. Luas wilayah Bangkep sebesar 9.160,11 km2. Bangkep merupakan kabupaten bahari yang memiliki luas perairan laut ±6.671,32 km2 atau sekitar 72,83% dari total luas wilayahnya, sedangkan luas daratannya sebesar 2.488,79 km2. Bangkep disusun oleh sejumlah pulau dengan ukuran sedang hingga kecil. Pulau Peleng merupakan pulau dengan luasan terbesar di Bangkep, yaitu seluas 2.325 km2. Secara geografis, batas wilayah Bangkep meliputi:
Utara : Kabupaten Banggai
Timur : Laut Maluku
Selatan : Kabupaten Banggai Laut
Barat : Selat Peling
Peta Administrasi Kabupaten Bangkep |
Kondisi Administratif
Secara administratif, Kabupaten Bangkep dalam sejarahnya merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Banggai di Sulawesi Tengah. Berdasarkan UU No.51 Tahun 1999, Bangkep resmi menjadi daerah otonom tingkat II dengan jangkauan wilayah hingga ke perbatasan Kepulauan Sula di Provinsi Maluku Utara. Saat itu Kabupaten Bangkep masih terdiri dari 19 kecamatan dan beribukota di Banggai. Pemekaran kabupaten kembali terjadi pada tahun 2013 melalui UU No.5 Tahun 2013 tentang pembentukan Kabupaten Banggai Laut (Pemerintah Kab. Bangkep, 2017). Kebijakan tersebut menjadikan beberapa pulau terpisah dari Bangkep seperti Pulau Banggai, Bangkurung, Bokan dan Labobo dan membentuk kabupaten mandiri yang bernama Kabupaten Banggai Laut dengan ibukotanya yang terletak di Banggai. Seiring dengan pemekaran tersebut, ibukota Kabupaten Bangkep kini berada di Salakan yang terletak di Kecamatan Tinangkung. Setelah pemekaran tersebut, Kabupaten Bangkep terbagi ke dalam 12 wilayah administrasi kecamatan, yaitu: Buko, Buko Selatan, Bulagi Utara, Bulagi, Bulagi Selatan, Peling Tengah, Liang, Tinangkung Utara, Tinangkung, Tinangkung Selatan, Totikum, dan Totikum Selatan.
Kondisi Topografi, Geologi dan Hidrografi
Kabupaten Bangkep, khususnya Pulau Peleng didominasi oleh wilayah berbukit dengan kelerengan hingga lebih dari 40%. Wilayah yang curam biasanya terdapat dalam peralihan dari wilayah pesisir menuju ke tengah pulau. Pulau-pulau kecil lainnya membentuk pulau satelit yang memiliki ketinggian tidak lebih dari 500 mdpl. Titik tertinggi berada di Kecamatan Bulagi Selatan, tepatnya pada Gunung Tokolong dengan ketinggian sekitar 1.005 mdpl.
Berdasarkan morfologi, struktur dan proses pembentukannya, geomorfologi Bangkep dapat dibagi menjadi empat satuan utama: pegunungan/perbukitan struktural, pegunungan/perbukitan karst, perbukitan intrusif dan dataran rendah.
a. Pegunungan struktural ditemukan di bagian barat Pulau Peleng, memanjang dari selatan ke utara dengan ketinggian antara ±700-1.000 mdpl dan lereng curam hingga sangat curam dengan kemiringan ≥40%. Morfologi ini terdapat di sekitar perbatasan Kecamatan Buko, Buko Selatan, Bulagi dan Bulagi Selatan. Sementara itu perbukitan struktural terdapat hampir di seluruh pulau, dengan ketinggian mulai ±200-700 mdpl dan lereng yang relatif miring (15-30%) hingga berbukit curam (30-40%).
b. Pegunungan dan perbukitan karst terdapat di sebagian besar Pulau Peleng. Morfologi ini memiliki ciri khas berupa pola kerucut dan lembah karst, dolina, gua dan sungai bawah tanah. Puncaknya terdapat di Gunung Tinakong (558 mdpl) dan Bukit Blombong di Pulau Peleng.
c. Dataran rendah terbentang di sepanjang wilayah pesisir dan lembah-lembah antarperbukitan atau pegunungan. Sebagian besar dijumpai di bagian utara Pulau Peleng dan sebagian kecil di sebelah selatan Pulau Peleng.
Berdasarkan proses asalnya, Bangkep memiliki enam satuan geoekosistem bentanglahan yaitu fluvial (aliran sungai), marin (laut), vulkanik (gunungapi), solusional (pelarutan karst), struktural (tektonik) dan organik (aktivitas organisme). Jenis tanah yang terdapat di Bangkep dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis berdasarkan Soil Taxonomy (PPT Bogor, 1998 dalam KLH Kab. Bangkep, 2012) yaitu entisols, inceptisols, ultisols dan mollisols.
Ketersediaan air di Bangkep diperoleh dari air permukaan berupa sungai; danau; rawa; rawa pantai; waduk, dan air tanah yang berupa mata air dan sungai bawah tanah (Geotek LIPI, 2005). Berdasarkan ketersediaan air permukaan, Bangkep dialiri oleh beberapa sungai yang berdasarkan sifat pengalirannya dapat digolongkan menjadi sungai tipe:
(a) perennial, yaitu sungai yang mengalir sepanjang tahun dan biasanya bersumber dari mata air berdebit besar dan permanen sepanjang tahun
(b) intermitten, yaitu sungai yang hanya mengalir saat musim hujan, contohnya seperti sungai di daerah Bulagi.
Distribusi sungai di Bangkep di antaranya meliputi: Sungai Patukuki di Peling Tengah, Sungai Malanggong di Buko, Sungai Kambani di Bulagi Selatan, Sungai Manggalai di Tinangkung, Sungai Tatakalai di Tinangkung Utara dan Sungai Babasal di Totikum. Beberapa sungai permukaan ada yang membentuk air terjun dengan debit air cukup besar hingga menapai puluhan m3/detik, seperti Sungai Kambani di ujung selatan Pulau Peleng (Geotek LIPI, 2005) dan “Paisu” di ujung barat Pulau Peleng (Survei Lapang, 2017).
Selain sungai, cadangan air permukaan juga terdapat dalam danau-danau. Danau yang ada di Bangkep di antaranya adalah Danau Alani di Buko Selatan dan Danau Tendetung di Totikum Selatan (Geotek LIPI, 2003 dalam KLH Kab. Bangkep, 2012). Beberapa mata air muncul di sepanjang pantai atau bahkan jauh di laut, sebagai fenomena umum pada wilayah batu gamping. Mata air seperti ini jumlahnya cukup banyak dengan luah air yang berbeda di setiap mata air, di antaranya mata air Bangunemo dan mata air Lalanday di Bulagi, serta mata air Lukpanenteng di Bulagi Utara (Geotek LIPI, 2005).
Komentar
Posting Komentar